Oleh Iwan Setiawan, Chief Operations, MarkPlus Consulting
Dari dekade ke dekade, marketing telah berevolusi melalui tiga tahapan. Kebanyakan marketer saat ini masih menjalankan Marketing 1.0, sebagian sudah mulai menjalankan Marketing 2.0, dan hanya sedikit yang sudah menuju Marketing 3.0. Padahal kesempatan terbesar akan terbuka bagi mereka yang menjalankan 3.0.
Dahulu, di era industri—dimana teknologi utamanya adalah mesin industri—marketing sekedar menjual produk hasil keluaran pabrik kepada siapapun yang mau membelinya. Produk itu biasanya sederhana dan dirancang untuk melayani kebutuhan seluruh pasar. Yang menjadi perhatian saat itu adalah melakukan standarisasi dan memperbesar skala produksi untuk menurunkan biaya produksi, sehingga harga jual barang bisa semakin rendah, dan menjadi lebih terjangkau bagi pembeli. Kutipan terkenal dari Henry Ford, menjelaskan era ini: “Setiap pembeli bisa meminta mobil dengan cat warna apapun, selama warna itu adalah hitam.” Inilah Marketing 1.0 atau era product-centric.
Marketing 2.0 muncul di era informasi—dimana teknologi utama adalah teknologi informasi. Peranan marketing tidak lagi sederhana seperti sebelumnya. Konsumen sudah lebih pintar dan bisa membandingkan beberapa pilihan penawaran dari produk yang serupa. Nilai suatu produk kini ditentukan oleh konsumen. Marketers kini harus melakukan segmentasi pasar dan mengembangkan produk yang lebih baik untuk target market yang spesifik. Konsep “Pelanggan adalah raja” dijalankan dengan baik di sini. Sehingga pada akhirnya konsumen semakin diuntungkan karena kebutuhan dan keinginan (needs and wants) mereka dipenuhi dengan baik. Mereka bisa memilih dari berbagai alternatif dan karakteristik fungsional produk. Marketers di era ini mencoba menyentuh pikiran dan perasaan (mind and heart) dari konsumen. Sayangnya, pendekatan customer-centric seperti ini secara tidak langsung mengasumsikan bahwa konsumen adalah obyek pasif dari kampanye marketing. Inilah yang disebut sebagai Marketing 2.0, atau era customer-oriented.
Kini kita sedang menyaksikan berkembangnya Marketing 3.0 atau era yang didorong oleh nilai-nilai (values driven). Tidak hanya memperlakukan tiap individu sebagai konsumen, marketer mendekati mereka sebagai manusia utuh yang memiliki pikiran, perasaan, dan jiwa (mind, heart, and spirit). Semakin banyak konsumen yang mulai mencari solusi terhadap kekhawatiran mereka mengenai dunia yang semakin berubah menghadapi globalisasi. Dalam dunia yang penuh kebingungan, mereka mencari perusahaan yang bisa menjawab kebutuhan paling dalam akan keadilan sosial, ekonomi, dan lingkungan; dalam visi, misi dan nilai-nilai (mission, vision, and values) mereka. Tidak cukup hanya pemenuhan fungsional dan emosional, tapi juga perlu pemenuhan kebutuhan spiritual manusia dalam pemilihan produk dan jasa sehari-hari.
sumber
Di tunggu info peluang usaha di internetnya..Jadi penasaran buat cari tambahan uang.
BalasHapushttp://marloysa.blogspot.com
hmm info mesin uangnya berguna,, ga kaya mlm khan???
BalasHapushttp://titus-vandorch.blogspot.com/